Fokus Sekolah Sambil Mondok Sebagai Investasi Ilmu dan Amal Generus LDII
Gading Mangu Perak Jombang, 14 Juli 2025/19 Muharrom 1447 H, SMA Budi Utomo Gading Mangu Perak Jombang pagi ini melaksanakan pembukaan kegiatan belajar mengajar, ratusan pelajar yang hadir pagi ini termasuk salah satu putri ketua DPW LDII Papua Barat Drs. H. Suroto.
Untuk diketahui Pondok Pesantren Gadingmangu, Perak, Kabupaten Jombang merupakan pondok pesantren yang menggabungkan pendidikan formal dan pendidikan agama Islam. Pondok yang didirikan pada 1952 oleh KH. Nur Hasan Al Ubaidah ini awalnya hanya mengajarkan pendidikan agama.
Sejak 1982 konsep pendidikan pondok digabungkan dengan sekolah formal yakni SMP dan SMA Budi Utomo, yang di tahun 1996 dikelola Yayasan Budi Utomo. Hal ini merupakan ide para ulama LDII yang turut memikirkan masa depan generasi santri pesantren agar memperoleh ilmu pengatahuan umum dan agama Islam.
Kegiatan Pondok Pesantren terpisah dari sekolah. Namun kurikulum sekolah, baik SMP, SMA maupun SMK Budi Utomo mengikuti kurikulum dinas pendidikan pemerintah. Metode pembelajaran para santri dibagi menjadi santri reguler dan santri yang bersekolah. Pembagian kelas antara lain kelas dasar, kelas bacaan, kelas pegon (Arab Melayu), kelas makna Alquran dan Alhadits .
Dengan hadirnya Pesantren Gadingmangu, diharapkan generasi LDII bisa meraih tiga target, yaitu ilmu pengetahuan, kemandirian dan faqih (faham ilmu agama).
Suroto menegaskan bahwa pendidikan anak-anaknya memang sengaja untuk dididik dengan format pendidikan plus mondok dengan tujuan agar mendapatkan ilmu yang maksimal sebagai bekal dalam kehidupan.
Ketika anak kita akan menginjakkan kaki di pondok pesantren, seringkali hati terasa berat. Rasa khawatir, rindu, dan was-was menghampiri. Namun, ingatlah pesan Rasulullah ﷺ:
"Didiklah anak-anakmu, karena mereka akan hidup di zaman yang bukan zamanmu."
Pondok pesantren adalah tempat tarbiyah, tempat anak kita ditempa ilmu, adab, dan ketakwaan. Di sana, mereka belajar mandiri, menghafal Al-Qur’an, dan bergaul dalam kebaikan. Bukankah ini impian setiap orang tua?
Yakinlah pada tiga hal yaitu Allah lebih sayang pada anak kita daripada kasih sayang kita, Ilmu agama adalah warisan terbaik, lebih kekal dari harta dunia dan setiap kesulitan ada kemudahan—bagi anak, juga bagi orang tua.
"Dan barangsiapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya." (QS. Ath-Thalaq: 2)
Percayakan pada guru-gurunya. Mereka adalah pewaris Nabi yang mengajar dengan hati. Lihat ini sebagai investasi akhirat. Pahala mengalir setiap kali anak membaca Al-Qur’an atau berbuat baik, imbuh Suroto.